Ma’had Tahfizhul Darul Hijrah selama dua hari, Kamis-Jumat, 14-15 Juli 2022, menyelenggarakan Rapat Kerja Pengelola Ma’had Tahfizh Darul Hijrah Se-Jatim di Kampus Darul Hijrah Pasuruan, Jl. Ketan Ireng-Mendalan (via Taman Dayu), Prigen, Pasuruan. Raker diikuti 12 cabang Darul Hijrah (DH).
Raker yang dibuka Ketua Dewan Pembina Darul Hijrah Ust. Abdurrahman ini mengambil tema “Mewujudkan Pesantren Tahfizh yang Unggul dan Berstandar”. Pilihan tema ini disebabkan semakin banyaknya cabang DH, sementara DH memiliki tanggung jawab amanah memberikan pendidikan Islam, sekaligus menjadikan diri sebagai benteng pertahanan umat dari berbagai ancaman dan fitnah akhir zaman.
Ketua Yayasan Darul Hijrah Ust. Ihya Ulumuddin mengatakan, pilihan tema tersebut disebabkan saat ini semakin banyak lembaga sejenis. Di ormas Hidayatullah sendiri saat ini sudah terdapat sekitar 100 pesantren tahfizh. Maka untuk itu ke depan, DH ingin mewujudkan dirinya sebagai pesantren yang unggul.
Sementara keinginan untuk menjadi pesantren berstandar, diharapkan dari 12 cabang DH yang ada, berikut DH yang bakal berdiri di masa mendatang, memiliki input, proses pendidikan, dan output yang sama. “Termasuk dari aspek SDM, diharapkan semua pengajar Al-Qu’ran memiliki sanad,” katanya.
“Demikian pula dalam layanan kepada anak didik, dengan telah memiliki standar sama dari aspek pendidikan, maka para santri bisa menerima jika ditempatkan di cabang mana saja.”
Sementara Ketua Dewan Pembina Ust. Abdurrahman yang dalam sambutan pembukaan mengambil tema “Hidup Berjamaah dan Imamah” menyebutkan, siapa pun yang hadir pada lembaga ini harus dengan motivasi, spirit, dan ruh yang sama untuk hidup berjamaah. Dengan hidup berjamaah, kita mesti menanggalkan ego dan nafsu kita guna saling membangun kesamaan dan kebersamaan, melalui komando berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunah.
“Jadi komando kita berdasarkan keimanan, bukan nafsu kita,” jelasnya. Kebersamaan ini sekaligus sebagai konsistensi kita dalam penghambaan kepada Allah dan Rasul-Nya, Muhammad SAW.
Disebutkan, kita semua mengurusi DH dalam upaya memenuhi panggilan Allah swt, untuk menyelamatkan generasi dari penyembahan berhala dan setan. “Jadi kalau kita mau unggul dalam mengelola DH, spirit kita harus unggul lebih dulu,” tegasnya. (*)