أَحَسِبَ النَّاسُ أَن يُتْرَكُوا أَن يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan, “Kami telah beriman,” sedang mereka tidak diuji lagi? (Al-‘Ankabuut : 2)
Maksud dari ayat ini bahwa Allah SWT akan senantiasa memberi ujian kepada hamba-hambaNya yang beriman sesuai kadar keimanan yang selama ini ia miliki. Hal ini sebagaimana terdapat dalam hadis sahih,
“Manusia yang paling berat ujiannya adalah para Nabi, kemudian orang-orang saleh. Kemudian disusul oleh orang-orang mulia, lalu oleh orang-orang mulia berikutnya. Seseorang diuji sesuai dengan kadar pengamalan keagamaannya. Bila dalam mengamalkan agamanya ia begitu kuat, maka semakin keras pula cobaannya.” (At-Tirmidi dan Ahmad)
Surat Al-‘Ankabuut ayat 2 senada dengan firman Allah di surat Al-Baqarah ayat 214:
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana yang dialami orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: ‘Kapankah datangnya pertolongan Allah?’ Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.
Karenanya Allah berfirman dalam Surat Al-‘Ankabuut ayat 3: Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.*
—–
Shahih Tafsir Ibnu Katsir