وَكُلَّ إِنسَانٍ أَلْزَمْنَاهُ طَآئِرَهُ فِي عُنُقِهِ وَنُخْرِجُ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ كِتَاباً يَلْقَاهُ مَنشُوراً
Dan setiap manusia telah Kami kalungkan (catatan) amal perbuatannya di lehernya. Dan pada hari Kiamat Kami keluarkan baginya sebuah kitab dalam keadaan terbuka. (Al-Isra’ : 13)
Hasan Basri berkata, “Demi Allah, adil benar Tuhan yang menjadikan diri kita sebagai penghisab atas diri kita sendiri.”
Abu Usamah meriwayatkan, Nabi SAW bersabda, “Malaikat yang mencatat kebajikan memimpin malaikat yang mencatat kejahatan. Jika menusia berbuat kebajikan, malaikat di sebelah kanan itu mencatat sepuluh kebajikan, tetapi jika manusia berbuat suatu kejahatan, ia berkata kepada yang di sebelah kiri, “Tunggu dulu tujuh jam, barangkali ia membaca tasbih memohon ampunan’.”
Allah SWT tidak menciptakan manusia untuk diazab, akan tetapi untuk dididik dan dibersihkan. Allah menciptakan manusia dengan tujuan-tujuan yang mulia bagi manusia sendiri.
Kebaikan itu yang pokok, sedangkan kejahatan kejahatan datang kemudian. Demikian pula suatu benda (materi) pokoknya mengandung kemanfaatan, sedangkan mudaratnya datang kemudian. Api, angin, air, dan tanah, pokoknya mengandung kemanfaatan manusia, tetapi kebakaran, angin topan, banjir, dan gempa bumi datangnya kemudian.
Perbuatan yang baik adalah pokok bagi manusia, dan kejahatan datang kemudian. Manusia diberi kebebasan dan pertanggungjawaban sepenuhnya. Oleh karena itu siapa yang berbuat kejahatan janganlah ia mencela, kecuali kepada dirinya sendiri.
——–
Universitas Islam Indonesia, al-Qur`an dan Tafsirnya.