…وَرَبُّكَ الْغَنِيُّ ذُو الرَّحْمَة
Dan Tuhanmu Mahakaya, penuh rahmat. (Al-An’am : 133)
Allah SWT tidak memerlukan hamba, melainkan hambalah yang memerlukan Allah. Segala perintah dan taklif dari Allah kepada hambaNya adalah demi kepentingan hamba itu sendiri.
Dengan menyebut dua sifat Allah, Allah menunjukkan kepada hambaNya bahwa jika si hamba beramal dengan baik, amalan itu tidaklah menambah kekayaan Allah. Allah tidak akan rugi jika si hamba tidak mau beramal. Justru kekayaan Allahlah yang akan dilimpahkan kepada hambaNya jika si hamba suka beramal.
Kedua sifat kaya dan rahmat hanya pada Allah. Hamba Allah tidak ada yang kaya. Kalau ada orang yang disebut kaya raya, sesungguhnya nyatalah kekurangannya. Orang yang disebut kaya raya adalah yang paling banyak kekurangannya. Bahkan sangat miskin dari rasa aman. Untuk itu dia memerlukan pengawalan dan penjagaan. Bahkan kesehatannya pun sering diganggu oleh kekayaannya itu.
Jika ada orang yang meminta kepada orang yang disebut kaya itu, banyaklah permintaan itu yang tidak dikabulkan. Tatkala Malaikat Maut hendak mencabut nyawa anak kandung yang sangat dicintai si orang kaya, tidaklah dapat ditebus emas sebanyak satu peti. Karena yang Mahakaya hanya Allah saja. Tepat sekali ungkapan orang, “Bertambah banyak hajat yang diperlukan, bertambahlah miskin orang.”
——–
Prof. Dr. Hamka, Tafsir Al Azhar