وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا لَا نَسْأَلُكَ رِزْقاً نَّحْنُ نَرْزُقُكَ
Dan perintahkanlah keluargamu melaksanakan salat dan sabarlah dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. (Thaahaa : 132)
Kewajiban seorang muslim yang pertama adalah menyulap rumahnya agar menjadi rumah yang islami. Juga mengarahkan keluarganya agar melaksanakan kewajiban yang menghubungkan mereka dengan Allah, sehingga orientasi langit mereka dalam kehidupan dunia sama. Alangkah indahnya kehidupan dalam naungan rumah yang seluruh isi rumahnya menghadap Allah.
”… dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya.” Yaitu melaksanakannya secara sempurna dan merealisasikan pencapaiannya. Sesungguhnya salat dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar. Inilah realisasi pencapaian dari salat yang benar.
Salat memerlukan kesabaran agar sampai kepada batas yang membuahkan hasil, baik pada perasaan maupun tingkah laku. Kalau tidak demikian, maka ia bukan salat yang ditegakkan. Tetapi ia hanya sekadar gerakan dan komat-kamit.
Salat, ibadah, dan menghadap Allah itu adalah beban yang diamanahkan kepada kita, dan Allah tidak mengambil sedikit pun darinya. Allah tidak memerlukan dari kita dan tidak memerlukan ibadah hamba-Nya, “Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu…”
——–
Sayyid Quthb, Tafsir Fi Zhilalil Qur`an.