Sejumlah kampus Pesantren Tahfidzul Qur’an Darul Hijrah Rabu (26/05/2021) bakda shalat Maghrib melaksanakan shalat gerhana sehubungan terjadinya gerhana bulan. Shalat gerhana diikuti oleh segenap warga pondok.
Kawasan Jawa Timur mendapati puncak gerhana bulan pada pukul 18.18. Gerhana bulan total ini disaksikan di hampir 90 persen seluruh wilayah Indonesia. Fase gerhana bulan sudah berlangsung sejak sore sekitar pukul 15.46 WIB.
Gerhana bulan adalah peristiwa terhalanginya cahaya matahari oleh bumi, sehingga tidak semuanya sampai ke bulan. Ketika gerhana bulan total terjadi, posisi matahari, bumi, bulan sejajar sehingga membuat bulan masuk ke umbra (bayangan tergelap) bumi.
Kepala Kepesantrenan Kampus Surabaya, Ust. Idris Saputra, yang menjadi khatib dalam shalat gerhana menyampaikan, peristiwa bulan atau matahari adalah peristiwa alam. Pada saat gerhana matahari, sinar matahari terhalang oleh bulan karena matahari, bulan, dan bumi berada pada posisi garis lurus. Demikian pula pada gerhana bulan, matahari, bumi, dan bulan berada pada garis lurus, sehingga cahaya matahari yang sampai ke bulan terhalang bumi.
“Semua itu atas kehendak Allah. Ini mengingatkan kita pada Kebesaran Allah SWT. Juga mengingatkan kita, suatu waktu nanti Allah bisa membenturkan semua benda itu, karena kehidupan kita di bumi hanya sementara. Kehidupan sesungguhnya nanti ada di akhirat,” katanya.
Untuk itu dengan adanya peristiwa gerhana ini, Rasulullah SAW menuntun kita untuk melaksanakan shalat, bertakbir, dan bersedekah. Dengan melaksanakan kegiatan ibadah ini, Rasulullah membantah kebiasaan masyarakat yang mengkaitkan gerhana dengan suatu tradisi, perbuatan klenik, atau syirik. Semua itu merupakan peristiwa alam sebagai bentuk Kebesaran Allah swt. (*)