DH-Pasuruan: Baru berada di kelas 2 SMP tetapi sudah menyetorkan hafalan al-Qur`an sebanyak 30 juz. Itulah yang telah dilakukan santri SMP Darul Hijrah 2, Muhammad Mujahid Al-Fatih.
Berdasarkan kurikulum pengajaran yang diterapkan Pesantren Tahfidzul Qur’an Darul Hijrah (pendidikan SMP dan SMA), untuk setiap jenjang pendidikan ditargetkan santri telah hafal 15 juz al-Qur’an. Jika santri lulus SMP, diharapkan sudah hafal 15 juz. Selanjutnya ketika lulus SMA, diharapkan hafal 15 juz lagi. Dengan demikian, saat lulus SMA santri telah genap hafal 30 juz al-Qur’an.
Dengan demikian, santri Muhammad Mujahid Al-Fatih yang mengikuti pendidikan berawal dari jenjang SMP, mestinya jumlah hafalannya masih berada di bawah 15 juz. Tetapi kenyataannya telah menyetorkan hafalan sebanyak 30 juz.
“Saya sejak kelas 1 SD sudah mulai menghafalkan al-Qu’ran, berawal dari juz 30. Ketika selesai kelas 1, sudah hafal juz 30,” kata Fatih, nama panggilan Muhammad Mujahid Al-Fatih. Selanjutnya, setiap jenjang kelas di sekolah dasar, Fatih menghafalkan 1 juz al-Qur`an. Selesai kelas 2 SD, hafal juz 29. Kelas 3 hafal juz 28. Kelas 4 juz 1, kelas 5 juz 2, dan kelas 6 juz 3.
Dengan demikian ketika memasuki SMP di Pesantren Tahfidzul Qur’an Darul Hijrah kampus Taman Dayu, Prigen, Pasuruan, Fatih telah memiliki modal hafalan 6 juz. Tetapi kok saat baru di kelas 2 SMP di tahun ajaran 2020-2021 ini, sudah menyetorkan sampai 30 juz al-Qur’an? Sambil tersenyum, Fatih menyebut, “Saya sepertinya mudah dalam menghafalkan al-Qur`an.”
Santri berbeasiswa ini mengatakan, sejak duduk di bangku SMP selalu mentargetkan setiap hari hafal 1 halaman al-Qur`an. Saat menghafal dilakukan setelah shalat Tahajud. Kemudian dilanjutkan setelah shalat Dhuhur. “Pada saat bulan Ramadhan kegiatan menghafal ditingkatkan dan waktunya lebih lama karena tidak ada waktu makan di pondok,” kata Fatih.
Dengan telah selesai melakukan setoran hafalan 30 juz, maka pada saat kegiatan halaqoh di pondok berupa setoran hafalan para santri, yang dilakukan Fatih adalah melakukan kegiatan muraja’ah, sembari menunggu tasmi’ kamil pada saat menjelang lulus SMP pada tahun ajaran 2021-2022 nanti. “Pada saat tasmi’ pun saya akan melaksanakan ujian hafalan 30 juz, sementara teman lain umumnya maksimal 15 juz,” ujar putra kelima Alm. Ust. Hasan Rofidi dan Masruroh ini.
Santri kelahiran 26 April 2006 di Jember ini menyebutkan, akan terus mengikuti pendidikan yang bersentuhan dengan agama sampai kuliah nanti. Ia merencanakan setelah lulus SMA nanti melanjutkan pendidikan perguruan tinggi di Madinah, Arab Saudi.
“Ada ustadz bercerita tentang perguruan tinggi di Madinah. Beliau menyebutkan, fasilitas pendidikan di sana bagus. Juga ada beasiswanya. Saya tertarik nanti melanjutkan ke sana,” sebut Fatih. Namun demikian ia masih belum punya gambaran fakultas atau jurusan apa yang akan diambil.
Tentang motivasi melakukan hafalan al-Qur`an, bahkan telah selesai melakukan setoran 30 juz saat masih duduk di kelas 2 SMP, ia hanya berucap ringkas, “Ingin membahagiakan orang tua.” (*)