Satu lagi santri SMP Ma’had Tahfizhul Qur’an Darul Hijrah Surabaya (DH1) berhasil menyelesaikan hafalan Al-Qu’ran sebanyak 30 juz. Padahal target hafalan yang ditetapkan Ma’had untuk tingkat SMP hanya 15 juz.
Sebagaimana ditetapkan dalam kebijakan Ma’had untuk santri beasiswa yang harus mengikuti pendidikan selama enam tahun, yakni pendidikan tingkat SMP/MTs dan SMA/MA, maka di masing-masing tingkat pendidikan santri ditargetkan menyelesaikan hafalan sebanyak 15 juz. Dengan demikian saat santri lulus SMA/MA telah memiliki hafalan 30 juz.
“Tentu saya senang telah berhasil menyelesaikan hafalan 30 juz,” kata Muhammad Iqbal Jawwad, ditanya kesannya telah menyelesaikan hafalan seluruh Al-Quran saat masih berstatus santri SMP. Ia saat ini duduk di kelas 9.
Tentang bagaimana bisa berhasil menyelesaikan hafalan 30 juz, Iqbal menjelaskan, sebenarnya ketika lulus SD telah memiliki hafalan 7¼ juz. Waktu SD ia mengikuti pendidikan di SDIT Arroyyan Surabaya.
Sistem pendidikan di SD Arroyan menetapkan program, setiap siswa saat lulus ditargetkan hafal 7¼ juz. Terdiri dari juz 26 sampai juz 30, serta hafal Surat Al-Baqarah (2 juz lebih).
Tetapi ketika masuk SMP di Ma’had Tahfizhul Qur’an Darul Hijrah, ia mengulang kembali hafalan yang telah dimiliki saat lulus SD. Dan dengan menambah sedikit hafalan, saat menyelesaikan kelas 7 Iqbal memiliki hafalan 8 juz.
Di kelas 8, ia menambah lagi 8 juz. Menjelang kelulusan kelas 9 di tahun 2024 ini, ia berhasil menambah 14 juz lagi. Dengan demikian ia tuntas menyelesaikan hafalan 30 juz.
Menurut putra dari pasangan Darmaji dan Darwati ini, cara ia melakukan hafalan sama dengan santri-santri lainnya, yakni mengikuti program yang ditetapkan Ma’had, berupa halaqoh pagi, sore, dan malam. “Yang penting dalam melakukan hafalan jangan dibebani perasaan berat. Kita hadapi dengan perasaan senang,” ucap Iqbal.
Tentang cita-citanya setelah berhasil menyelesaikan hafalan Al-Qur’an, Iqbal mengatakan, ingin menjadi orang yang sukses di dunia dan akhirat, serta bisa bermanfaat bagi semua orang. “Kalau pendidikan ke depannya, saya ingin mempelajari bahasa Inggris sebagai bahasa internasional yang dipakai banyak orang di seluruh dunia. Juga ingin mendalami sejarah keislaman,” katanya. (*)