DH-Pasuruan: Delapan belas santri SMA dan 24 santri SMP mengikuti wisuda kelulusan pada Ahad, 21 Juni 2020 di Kampus Darul Hijrah Pasuruan. Kegiatan wisuda yang diberi tema “Wisuda Akbar VI dan Penugasan Santri Tahfidz” dilaksanakan sekaligus secara offline dan online.
Lima belas santri SMA dapat mengikuti wisuda secara langsung di Kampus Pasuruan. Sisanya mengikuti secara online. Sedang santri SMP, sebelas santri mengikuti wisuda secara langsung. Lainnya mengikuti secara online.
Santri yang mengikuti wisuda secara online disebabkan kesulitan mereka menghadiri acara akibat adanya pandemi Covid-19. Mereka tidak dapat meninggalkan kota asalnya disebabkan sulitnya mendapatkan transportasi, peraturan pembatasan sosial yang sedang berlangsung, serta adanya penyebaran pandemi yang masih kuat.
Umumnya santri yang mengikuti wisuda secara online berasal dari kota-kota cukup jauh. Di antara mereka ada yang berdomisili di Balikpapan (Kalimantan Timur), Poliwali Mandar (Sulawesi Barat), Denpasar, Banyuwangi, Bojonegoro, Tuban, dan Sumenep.
Kegiatan secara online menggunakan aplikasi Zoom. Ketika nama santri disebutkan oleh pembaca acara, maka orang tua atau wali santri yang mengalungkan sorban kepada santri.
Dalam wisuda secara offline, terdapat acara perwakilan santri SMA dan SMP dites hafalan Al-Qur`annya oleh pembawa acara dan hadirin untuk mengetahui kekuatan hafalannya. Sebagaimana diketahui, santri SMA yang diwisuda memiliki hafalan 30 juz, sedang santri SMP 15 juz.
Dalam tausiyah secara online pada wisuda ini, Ust. H. Abdul Rahman, Pembina Hidayatullah Jawa Timur, mengatakan, semoga ilmu yang telah diperoleh menjadi ilmu bermanfaat. Dengan ilmu ini, para santri yang telah lulus memiliki kemampuan dalam membina masyarakat.
“Kelulusan ini merupakan suatu kebaikan bagi santri, yang telah bersusah payah menghafal Al-Qur`an. Dengan berpedoman pada Al-Qur`an dan As-Sunah diharapkan anak-anak tidak tersesat hidupnya,” katanya.
Disampaikannya, kita mesti mendidik anak-anak berdasarkan Al-Qur`an dan As-Sunnah. Bila tidak, maka pola pendidikan diberikan kepada anak-anak seakan-akan merupakan kelinci percobaan. Dari satu menteri ke menteri pendidikan lainnya, selalu ada perubahan program pendidikannya. Maka itu mendidik anak-anak dengan berdasarkan Al-Qur’an merupakan keniscayaan. Anak-anak akan menjalani hidupnya dengan benar.
“Kalau anak-anak dididik sebagai kelinci percobaan, bisa menimbulkan kesalahan dan dosa bagi kita karena anak-anak bisa hidup dalam kondisi yang salah bangun. Maka itu, Al-Qur`an yang merupakan petunjuk bagi umat manusia, bisa memberikan solusi bagi semua aspek,” kata Ust. Abdul Rahman.
Penugasan Lulusan
Mudir Ma’had Tahfidzul Qur`an Darul Hijrah Ust. ’Ihya Ulumuddin, S. Sos.I menyampaikan selamat kepada wisudawan, baik SMA atau SMP. Dengan ilmu yang telah diperoleh, mudah-mudahan menjadi orang yang mulia di hadapan Allah SWT. “Mudah-mudahan Allah SWT mengangkat derajat para wisudawan, baik yang hafal 30 juz atau 15 juz,” katanya.
Ust. ‘Ihya mengilustrasikan sahabat Bilal yang berasal dari kalangan budak. Tetapi hanya dengan kemampuannya menguasai beberapa ayat Al-Qur`an saja, Allah SWT kemudian mengangkat hidupnya menjadi orang terhormat.
“Bahkan nanti, orang tua-orang tua yang anak-anaknya menjadi penghafal Al-Qur’an, akan diberi mahkota saat di hari akhir nanti,” sebut Ust. ‘Ihya.
Di akhir acara disampaikan penugasan bagi para wisudawan SMA. Para lulusan akan menjalani masa pengabdian secara berbeda-beda di tujuh kampus Darul Hijrah. Seorang santri bahkan mendapat penugasan ke Solok, Sumatera Barat.*
Lihat videonya, “Wisuda Akbar VI dan Penugasan Santri”